Saya adalah orang yang suka dengan keharmonisan, kedamaian dan
keselarasan dalam suatu hubungan. Saya tidak suka dengan ketidaksetiaan saya
adalah tipikal orang yang setia, bahkan sepertinya saya yang seringkali
diduakan, bahkan saya seringkali terjerumus dalam lingkungan di mana penuh
dengan orang-orang yang mendua, yang tidak setia. Hal itu membuat saya yang
selalu penasaran dengan hal baru, ingin juga merasakan bagaimana rasanya mendua?
Jangan dipikir bahwa mendua itu mudah. Sama sekali tidak mudah. Mengapa demikian?
Karena ketika seseorang itu mendua maka disetiap harinya di mana pun kapan pun akan
dihantui perasaan was-was, sibuk mengatur jadwal, menyiapkan jawaban manakala
salah satu diantara mereka bertanya. Pernah waktu itu saya mendua dengan dua
orang yang berbeda dan dalam perguruan tinggi yang berbeda pula, namun satu
kota yang sama. Alasan saya mendua saat itu selain saya penasaran dengan
memiliki dua orang kekasih, kedua adalah karena saya tidak yakin dengan
hubungan saya dengan pacar pertama saya seperti ada sesuatu yang disembunyikan
dari saya, ketiga adalah adanya kesempatan kala itu. Sudahlah lupakan masalah
perselingkuhan itu saat ini saya sudah tidak berhubungan dengan keduanya.
Saya tidak pernah mengerti kenapa kehidupan saya tidak jauh dengan
masalah perselingkuhan? Dalam hal ini bukan berarti saya terlibat langsung
dalam perselingkuhan tersebut, tetapi orang-orang disekitar saya. Bahkan hal
itu membuat hubungan pertemanan kami terpecah. Cinta membunuh logika, mungkin
itu yang terjadi pada salah seorang teman saya, logikanya sudah mati dibunuh oleh cinta yang tiba-tiba datang pada hati yang sudah termiliki. Saya bingung harus bagaimana,
saya sudah mengingatkan bahwa apa yang dia lakukan adalah perbuatan yang salah,
selain itu akan pasangannya bahkan menyakiti keluarga pasangannya, dia sudah
menikah. Pasangannya adalah seseorang yang cukup baik menurut pengetahuan saya,
saya cukup mengenal pasangannya karena saat itu hubungan saya begitu dekat
dengan teman saya itu. Entah berapa lama dan seberapa jauh dia menjalin hubungan gelap itu. Yang saya lihat ia tampak begitu bodoh ketika cinta bodoh menyapanya.
Perselingkuhan kedua yang dilakukan teman saya juga sebut
saja A walaupun tidak seberapa dekat. Saya juga sudah sering mengingatkan A itu
apalagi saat itu dia baru saja dikaruniai seorang anak. Tega-teganya dia
melakukan hal itu, dan yang lebih bodoh lagi adalah teman saya juga yang
menjadi selingkuhannya sebut saja B. Sebenarnya apa yang ada dalam benak mereka
sampai tega menjalin hubungan dibelakang pasangan si A, terutama si Bmau-maunya
dia menjalin hubungan dengan seseorang yang sudah berkeluarga. Ternyata hubungan
itu tak berlangsung lama, namun penyakit si A tidak sampai di situ saja. Dia menduakan
pasangannya lagi, kali ini dengan teman saya juga sebut saja C. Kali ini
sepertinya hubungan mereka terlalu dalam. Kabarnya si C begitu mencintai si A
sampai ketika hubungan keduanya harus berakhir si C sangat sedih, menggalau sepanjang masa.
Cinta memang buta, karena itu cinta tak pernah bisa menjatuhkan
pilihan yang tepat pada hati siapa akan berlabuh. Kini tinggal hati kita yang
mengontrolnya apakah akan tetap bertahan dengan satu cinta ataukah menerima
setiap tawaran cinta yang datang.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar