Rabu, 22 Januari 2014

Belanja Online


sejak makin luasnya jaringan internet dan semakin canggihnya teknologi handphone seolah kebutuhan manusia makin dipermudah dengan hadirnya teknologi modern sat ini. Semakin banyak para pengguna internet, makin marak pula para pengguna jejaring sosial. Situs jejaring sosial pun makin banyak macamnya. Penggunaan social media pun beragam, ada yang digunakan untuk menyambung silaturahmi dengan orang-orang yang berjauhan, ada yang digunakan untuk sharing pengetahuan, mencari teman baru atau istilah jaman dulu sahabat pena sampai mencari jodoh,  bahkan kini digunakan untuk jual-beli.

Ya transaksi jual beli kini tak hanya bisa dilakukan di pusat perbelanjaan, bertatap muka langsung antara pedagang dan pembeli. Kini transaksi jual-beli juga bisa dengan mudah dilakukan meskipun berada di lain tempat, bahkan di luar kota. Dengan menggunakan internet semakin memudahkan manusia untuk berbelanja, apalagi saat ini berbagai macam barang kebutuhan dijual di sana, mulai dari pakaian, aksesoris, tas, sepatu, peralatan make up, buku, bahkan ada yang jual jasa juga lhoo.

Saya termasuk orang yang suka belanja tapi males (hah? Suka belanja tapi males?) iya males jalannya, males kena panas, males berdesakan kalo pas rame (dasar emang pemalas hehehe) dan saya termasuk orang yang diuntungkan dengan adanya system jual beli online, karena nggak perlu kepanasan, berdesakan dengan pengunjung yang lain, nggak bakalan capek karena harus mengitari pusat perbelanjaan hehehe. Tapi terkadang belanja di online itu mengkhawatirkan dan tidak memuaskan, kenapa? Soalnya terkadang gambar barang yang diunggah di dunia maya tidak sesuai dengan real pictnya, mungkin ini namanya strategi bisnis jadi gambar yang ditampilkan dibuat semenarik mungkin agar menarik para pembeli.  Mengkhawatirkan karena ada saja online shop yang menipu jadi pintar-pintarnya kita memilih online shop terpercaya.
Setahun yang lalu saya pernah beli barang online (lewat jejaring social) beberapa kali di tempat yang berbeda, beruntung saya tidak mengalami penipuan selama belanja online. Setelah itu sudah tidak pernah tertarik lagi untuk belanja baju online soalnya jarang belanja baju maklum ngantornya pakai seragam jadi nggak perlu beli baju sering-sering. Belakangan saya kembali berbelanja online, tapi kali ini bukan baju yang saya beli, melainkan novel bekas. Kenapa beli bekas? Karena harganya lebih murah dengan isi yang sama hehehe…. Dan kebiasaan belanja novel bekas online ini bikin saya kalap, bikin nguras tabungan di ATM karena tiap beli kan nggak mungkin sekali beli Cuma satu buku, mahal di ongkir ntar kan sayang… (perhitungan) jadi sekali beli bisa tiga buku lebih. Sekali search di facebook, kaskus dan forum jual beli lainnya bisa tiga transaksi sehari. Ini lebih gila dibanding saat saya belanja baju online. Ini parah. Dulu waktu beli baju online nggak sampai segitunya, tapi nggak tahu kenapa pas beli novel segitu kalapnya. Ternyata saya lebih suka baca novel daripada baca baju #Eh lho? Koleksi novel saya memang belum bisa dibilang maniak  novel tapi yaaa lumayan banyaklah, dan hari ini saya melakukan pemesanan novel di dua tempat berbeda masing-masing tempat saya beli 4-5 buku .

Minggu, 19 Januari 2014

Menulis diary

Dari sejak pertama kali memasuki dunia pendidikan, kita sudah diajari untuk menulis. Menulis paling dasar bagi pemula adalah dimulai dengan menulis perabjad, lalu membentuk sebuah kata dan dari kata dirangkai menjadi sebuah kalimat. Dari sebuah kalimat menjadi sebuah kesatuan dalam paragraf dan dari rangkaian paragraf jadilah sebuah tulisan yang mengandung sebuah makna, sebuah cerita.
Menulis bukan semata merangkai kata menjadi sebuah kalimat yang kemudian menjadi sebuah paragraf, tapi menulis adalah sebuah ungkapan dalam diri seseorang yang dirangkai dalam sebuah kalimat.
Menulis itu gampang-gampang susah, mengapa saya mengatakan demikian? semua orang memang bisa menulis, tapi tak semua orang bisa menciptakan sebuah karya yang patut untuk dibanggakan dalam bentuk tulisan.
Dalam kehidupan sehari-hari tak lepas dari dunia tulis menulis. Menulis karena tuntutan atau pun atas kemauan sendiri seperti menulis diary, menulis untuk menciptakan sebuah karya tulis (cerpen, novel) untuk kepuasan pribadi. Pada umumnya kegiatan menulis diary dilakukan oleh remaja perempuan, kebanyakan dari mereka menulis diary sebagai ungkapan perasaan yang tak bisa diungkapkannya, seperti halnya saya menulis diary untuk menuliskan kejadian istimewa, lucu, konyol, memalukan atau mungkin yang menyedihkan yang tak bisa diceritakan kepada orang lain.
Menulis diary seperti memotret sebuah kejadian dan suatu ketika saat sebuah kejadian itu telah lewat, kita buka lembar diary di mana kita pernah menuliskan sebuah kejadian yang lalu, itu seolah kita melihat masa lalu yang jika diingat itu sangat konyol mungkin atau bisa jadi menyenangkan dan membuat saya ingin kembali ke masa itu. Menulis diary itu seperti menuliskan sebuah sejarah kehidupan yang menjadi kenangan di masa yang akan datang. Tulisan yang kita tulis usianya bisa jauh lebih lama dibandingkan dengan usia kita berada di dunia ini. Bisa jadi tulisan saya ini nantinya bisa juga dinikmati oleh anak cucu saya dengan catatan di masa yang akan datang blog masih bisa digunakan :D
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa menulis diary itu bisa bikin langsing, Waw! ini kabar baik untuk para wanita yang ingin langsing, saya salah satunya. Nggak percaya cari tau aja di sini selain itu menulis juga ampuh untuk meredakan emosi klik.
Jadi buat kamu-kamu yang nggak suka nulis diary coba deh mulai sekarang sempatkan waktumu untuk mengisi diarymu dengan tulisan kegiatanmu sehari-hari. Menulis diary ini selain menuliskan sejarah masa lalu saya, juga sebagai latihan untuk mengasah kemampuan menulis saya, siapa tau saya nanti bisa jadi penulis beneran, Aamiin...