30
Oktober 2013,
Pagi
ini kegiatan saya seperti biasa, sebelum berangkat ke kantor saya selalu
bermain dengan my nephew baby yang sedang lucu-lucunya, membuat saya agak malas
untuk beranjak dari rumah meninggalkannya. Sebelum ke kantor saya mampir menuju
warung bubur ayam langganan saya. Warungnya terlihat agak sepi dari biasanya,
di situ penjualnya sempat bertanya tempat tinggal saya, ternyata ibu penjual
bubur ingin menyampaikan bahwa ia akan segera berpindah tempat berjualan,
karena tempat yang saat ini ia gunakan untuk berjualana akan segera dibangun
sebuah gedung baru (entah gedung apa), dan berencana akan pindah di tempat yang
lumayan jauh dari tempatnya sekarang. Waah… sayang sekali jika harus pindah
karena tempatnya berjualan saat ini cukup strategis, dengan buburnya begitu
enak, membuat pelanggannya ketagihan ingin lagi dan lagi, terbukti setiap hari
selalu banyak pembeli yang datang dari berbagai kalangan (bahasanya iklan
banget yak! hehehehe)
Setelah
selesai transaksi saya melanjutkan perjalanan saya ke kantor. Di tengah
perjalanan tempat pemberhentian bus yang selalu saya lewati setiap ke kantor,
ada sebuah bus yang berhenti dan di belakangnya terdapat beberapa orang yang
berkerumun. Salah seorang diantaranya ada yang sedang emosi dan ada lagi salah
seorang teman yang menciba meredam amarahnya. Sepertinya sedang terjadi sebuah
perselisihan, tapi entah apa yang sedang dipermasalahkan, saya tak tahu pasti, karena
saya hanya lewat sekilas. Dalam hati saya hanya bergumam, masih pagi kok ya
sudah berselisih paham, harusnya sepagi ini bisa menyikapi sebuah permasalahan
dengan kepala dingin juga agar tidak terjadi sebuah perselisihan yang bisa jadi
merugikan banyak pihak.
31
Oktober 2013,
Kabarnya
hari ini akan ada demo besar oleh para buruh yang menuntut kenaikan UMR 2014,
pemberlakuan upah minimum sektoral kota/kabupaten dan menuntut penghapusan sistem
outsourcing. Hal ini tidak hanya
terjadi di kota saya saja, nampaknya akan terjadi juga di kota lainnya. Dan benar,
di sepanjang jalan menuju kantor saya melihat beberapa orang yang sedang
bersiap-siap dengan berpakaian serba hitam dan membawa sebuah bendera warna
putih, entah apa tulisannnya karena saya hanya melihatnya sekilas. Di depan
polres juga banyak anggota polisi yang sedang bersiap-siap, mungkin akan mengamankan
jalannya demo nanti.
Di
tengah perjalan, di depan kendaraan saya ada salah seorang pengguna jalan,
pedagang ayam. Saya yang berada tepat dibelakang kendaraannya melihat hewan
yang dijualnya, yang diletakkan dalam sebuah kandang. Tidak ada yang aneh
dengan apa yang dijual atau pun yang dibawa, namun yang terlihat aneh dan agak
miris adalah salah satu kegiatan yang terjadi dalam sebuah kandang. Jadi dalam
kandang itu ada beberapa sekat sebagai pemisah beberapa hewan. Nah dalam salah
satu sekat ada dua ekor ayam jago. Sebutlah ayam jago A dan ayam jago B. Saya
melihat ayam jago A mematuk ayam jago B bertubi-tubi tanpa ada perlawanan dari
ayam jago B, sempat ayam jago B melakukan perlawanan namun ia tak berdaya. Begitu
kepala ayam jago B memasukkan kepalanya ke dalam kandang kepala ayam jago A
juga masuk ke dalam dan melanjutkan kembali serangannya. Ayam jago B Nampak semakin
lemah dan ayam jago A semakin beringas melakukan pematukandi kepala ayam jago
B. Saya penasaran dengan aktivitas kedua ayam tersebut lalu saya mencoba
mendekati, untuk melihat lebih dekat, ternyata di sebuah bambu, yang menjadi
bahan dasar kandangnya ada tetesan darah yang mengalir oh.. my God, kasian sekali ayam jago B, sayangnya saya tidak bisa
berbuat apa-apa, jalanan begitu ramai dan penjual ayam itu memacu kendaraannya
semakin cepat. Sungguh kasihan nasib ayam B, semoga saja penjual ayam itu
segera menyadari apa yang terjadi dengan ayam jago B-nya itu sebelum ayam jago
B mati, lalu segera mengobatinya dan menjauhkannya dari ayam jago A yang
melukainya. Samapai saya menulis ini saya masih membayangkan betapa sakitnya
kepala ayam jago B yang di sepanjang perjalanannya dipatuk bertubi-tubi dengan
beringas oleh ayam jago A.